Pages

Tuesday, 8 November 2016

kegiatan malam online



mulai bulan Oktober akhir kemarin, Pondok Darul hijroh ini sudah mengonline kan atau lebih enak

nya streaming online (nonton online) pengajian malam di aplikasi nutizen. anda bisa mendownload

aplikasinya di playstore jangan sampai terlewat, untuk hari jum'at marhabanan bersama K. Nemi

mu'tasimbillah selaku pengasuh Pondok.

untuk para alumni agar bisa ikut menshare kegiatan baru ini
Continue Reading...

Thursday, 23 June 2016

PPSB



 AYO MONDOK DI PONPES DARUL  HIJROH BUNTET PESANTREN CIREBON


sudah dibuka pendaftaran santri baru
Continue Reading...

Monday, 11 April 2016

Dari Buntet Pesantren, Berjuang untuk NKRI

Dari Buntet Pesantren, Berjuang untuk NKRI
Buntet,
Menag Lukman Hakim Saifuddin memandang kontribusi Pondok Buntet Pesantren bagi kemajuan Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat besar. Hal ini disampaikan Menag saat memberikan sambutan pada Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Sabtu (09/04) malam.

Menurutnya, Pondok Buntet Pesantren dirintis oleh Kiai Muqoyyim bin Abdul Hadi, yang lebih dikenal dengan Mbah Muqayyim, pada tahun 1750 M. Karena kepeduliannya yang sangat tinggi terhadap masyarakat dan pondok pesantren, beliau rela meninggalkan jabatannya sebagai “mufti” di Kesultanan Kanoman Cirebon.  

“Meninggalkan jabatan terhormat demi merintis pondok pesantren merupakan keputusan yang tidak semua orang mampu melakukannya. Subhanallah,” puji Menag seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.

Dari pesantren Buntet ini juga, lahir sosok Kiai Muta’ad, Kiai Anwaruddin Kriyani yang lebih dikenal Ki Buyut Kriyan, Kiai Jamil, dan Kiai Abbas. Nama terakhir dikenal sebagai  ulama yang berpandangan luas. Bersama Kiai Anas dan Kiai Akyas, Kiai Abbas mengembangkan Tarekat Tijaniyah dan mengantarkan  Pesantren Buntet sebagai “kekuatan politis-tradisional” yang berkontribusi konkret dalam pembangunan bangsa. 

Kontribusi pendidikan Kiai Abbas bahkan tidak hanya di Tanah Air, tapi juga di Tanah Suci. Sembari nyantri, Kiai Abbas juga ikut mengajar di Makkah. Bahkan, dalam pandangan Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ary, Kiai Abbas memiliki banyak kelebihan. 

Sebagai pejuang bangsa, Kiai Abbas juga berkontribusi besar dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Ia adalah pimpinan rombongan pejuang Cirebon yang berangkat menuju Surabaya. Ketika Bung Tomo datang berkonsultasi kepada Hadratus Syaikh untuk meminta persetujuan dimulainya perlawanan rakyat terhadap Inggris, pendiri PBNU itu menyarankan agar perlawanan rakyat jangan dimulai sebelum Kiai Abbas datang ke Surabaya. 

“Kisah ini menunjukkan betapa Kiai Abbas dan santri-ulama Cirebon lainnya dipandang memiliki kekuatan yang luar biasa dalam pertempuran 10 Nopember 1945,” tutur Menag.

Dikatakan Menag, rekam jejak kiai pesantren Buntet ini memunculkan keyakinan  bahwa NKRI dapat meraih kemerdekaannya berkat perjuangan ulama dan kiai pesantren. Mereka telah  memperjuangkan jiwa dan raganya untuk  keislaman dan keindonesiaan sekaligus. Mereka telah memperjuangkan keislamannya, tanpa mengorbankan keindonesiaan. Demikian juga sebaliknya, memperjuangkan keindonesiaan tanpa melupakan keislaman. 

“Islam-Indonesia adalah Islam kita. Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur keindonesiaan dan menegakkan jati diri bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pekik Menag.

Menurutnya, pelajaran dari kiai Buntet ini harus dilanjutkan, terutama dalam konteks menghadapi pemahaman dan gerakan keagamaan radikal yang mendegradasi karakteristik keagamaan khas Indonesia dan mengancam eksistensi NKRI.

Sebelumnya Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet KH Nahduddin Royandi Abbas menyampaikan bahwa acara haul semacam ini sudah dilakukan sejak 600 tahun lalu. Keberadaan Pondok Buntet Pesantren yang berbaur dengan masyarakat, menjadikan masyarakat dengan pesantren menyatu. Masyarakat dan pesantren rukun dan saling bergaul, membaur layaknya keluarga besar yang membangun peradaban Islam di Buntet. Red. Mukafi Niam

sumber : http://www.nu.or.id/post/read/67177/dari-buntet-pesantren-berjuang-untuk-nkri-
Continue Reading...

Saturday, 2 April 2016

Hantu dalam Kepercayaan Jawa

beberapa hantu yang dikenal atau dipercaya oleh ras atau orang jawa yaitu :

Wedon
Adalah bentuk lain dari pocong, tapi ciri khasnya adalah berbentuk kain kafan yang terbentang
atau membumbung ke udara. Wujudnya makin lama makin besar. Celakanya, hantu ini sering
mengejar orang yg ditemuinya. Biasanya, selain di kuburan Wedon suka muncul di kebun
pisang atau runggut bambu. Kalo sudah membentuk Pocong, dia bisa meludahi orang yang
ditemuinya. Katanya, cairan yang dikeluarkannya bisa bikin kulit org jadi busuk.

Banaspati
Adalah setan berwujud seperti singa berkepala manusia tapi dgn posisi kaki menggantung
ke atas. Seluruh bagian tubuhnya mengeluarkan api. Ini tergolong setan yang paling ditakuti
oleh org Jawa karena keganasannya. Dia suka mencelakai orang sampai org itu mati. Setan
ini sering tinggal di pohon-pohon tinggi di daerah pekuburan. Kalo org bertemu Banaspati,
harus menahan nafas dan kalo bisa mencari sungai untuk menceburkan diri. Ini jalan
untuk menyelamatkan diri dari Banaspati.

Lampor
Adalah setan yang kemunculannya selalu berjumlah banyak dan bersuara gaduh. Wujudnya
kadang berupa bola api berterbangan, kadang berupa prajurit-prajurit Jawa jaman dulu. Ini
adalah setan ganas. Sangat ganas, karena kemunculannya pasti membawa maut. Biasanya
Lampor muncul pada peristiwa yg oleh orang Jawa disebut Pageblug, yaitu peristiwa maut
yang beruntun di satu wilayah. Untuk mengakhiri teror Lampor, apabila ada yang mati di hari
yang sama harus segera dikubur sungsang di satu liang. Setelah itu, teror Lampor akan
segera berakhir. Pageblug terjadi di kotaku, terakhir sekitar tahun 60-an. Tapi di daerah pesisir
selatan Jawa katanya peristiwa ini masih sering terjadi.

Kemamang
Adalah setan berwujud mahluk bersayap, dengan kepala memiliki lambul api. Kemamang
juga sering dikaitkan dengan Lampor, dan kemunculannya selalu membawa maut. Di daerah
Gunung Kidul, Kemamang disebut Pulung Gantung. Setiap org yang bertemu dengan setan ini
pasti akan mengalami goncangan mental dan berakhir dengan bunuh diri (gantung diri). Di
Gunung Kidul, kasus gantung diri sangat sering terjadi. Gak percaya, coba cek sendiri kesana.

Genderuwo
Adalah mahluk raksasa yang berbulu dan berwatak beringas. Mahluk ini suka menghuni
bangunan2 kosong, pohon2 besar, dan atap-atap rumah joglo. Kemunculannya katanya selalu
membawa bau seperti ketela bakar. Genderuwo wataknya suka mengganggu dan menakut-
nakuti tapi biasanya tidak sampai menyebabkan kematian. Genderuwo juga suka buat ulah
mengganggu wanita. Tapi ada org2 tertentu dengan ilmu Kejawen justru bisa bersahabat
dengan Genderuwo. Apabila telah saling mengenal, katanya Genderuwo akan menjadi
pembantu yang setia bagi manusia.

Wewe
Adalah setan yang berwujud wanita tua berambut panjang, berpayudara panjang sampai paha
dan berwajah menyeramkan. Wewe suka menyesatkan anak kecil yang pulang melewati
maghrib. Anak itu biasanya ditaruh diatas pohon tinggi. Tapi yang diburu dari Wewe adalah
kain yang disebut sebagai Popok Wewe, karena dianggap memiliki kesaktian untuk
menghilang. Wewe termasuk jenis setan yang usil seperti Genderuwo, tapi dia menjadi ganas
hanya apabila diganggu atau direbut popoknya. Wewe suka tinggal di pohon2 tinggi.

Menthek
Adalah setan berwujud bayi, yang suka menghisap isi padi sehingga membuat gagal panen.
Diyakini Menthek sebenarnya adalah sebuah ilmu hitam kuno yang dipakai seseorang untuk
memperkaya diri melalui penghisapan padi orang lain menjelang panen. Menthek juga bisa
berwujud ayam yang muncul pada malam hari di tengah sawah.

Bayi Trek
Adalah hantu yang diyakini merupakan arwah bayi-bayi yang keguguran. Pertanda apabila
muncul adalah suara berisik seperti kayu pecah, dan apabila memperlihatkan diri hantu ini
berwujud belalang besar berkepala bayi. Tapi hantu ini jarang menampakan wujud, lebih
sering cuma terdengar suara berisiknya saja. Hantu ini jarang mencelakai, hanya membuat
takut saja. Untuk mengusirnya, cukup dilempari dengan serbuk garam.

Lelepah
Adalah setan berwujud raksasa tapi tidak begitu besar, dan katanya suka memakan daging.
Apabila sampai bertemu manusia, dia bisa memakan manusia yang ditemuinya. Tapi setan
ini sekarang sudah seperti dongeng yang tak lagi populer.

Gundul Pringis
Adalah setan berwujud kepala tanpa tubuh. Setan ini suka menakut-nakuti dengan mengejar
orang dgn cara menggelinding. Kadang, kalau malam gelap setan ini menyamar sebagai
kelapa yang jatuh dan sengaja jatuh ketika ada orang lewat. Orang yang berniat membawa
pulang kelapa itu akan dibuat kaget karena setelah dipegang berubah menjadi kepala setan.
Kalau munculnya menjelang maghrib, biasanya menyamar sebagai ayam yang minta
dikandangkan. Begitu ayam itu dipegang untuk dikandangkan, tiba-tiba berubah menjadi
kepala setan.

Anja-anja
Adalah setan yang tidak diketahui pasti wujudnya. Tapi mitosnya, dulu sering kejadian apabila
ada pengantin yang bermalam pertama keesokan harinya mati dengan tubuh membiru. Orang
Jawa menyebutnya mati dihisap Anja-anja.

Peri
Dalam masyarakat Jawa, Peri adalah setan perempuan berkaki kuda. Apabila berpapasan
di depan akan tercium bau wangi, tapi setelah lewat akan meninggalkan bau busuk. Peri
sering mencegat orang terutama laki2 di perempatan atau jembatan pada malam hari.
Biasanya lalu minta diantar ke suatu tempat. Ujung-ujungnya tempat yang dimaksud adalah
daerah2 gelap seperti kebun, danau, sungai, atau kuburan. Dan saat itu baru ketahuan kalo
ternyata dia adalah Peri. Orang yang bertemu Peri biasanya tak akan bertahan hidup lama.
Setelah bertemu akan sakit keras dan segera meninggal.

Jerangkong
Adalah setan berwujud kerangka manusia. Jerangkong termasuk setan yang jarang muncul,
tapi bila muncul akan membawa kejadian yang tidak baik. Ini termasuk setan yang suka
mencelakai orang. Katanya, orang yang sampai disentuh Jerangkong pasti akan menemui
ajal dengan bekas daerah yang disentuh gosong. Jerangkong biasanya muncul dari tempat
yang gelap dengan bersuara berderit-derit. Dan Jerangkong akan mengejar orang yang
ditemuinya.

Biyung Tulung
Adalah setan yang cuma berupa suara. Biasanya muncul di tempat-tempat yang sering
terjadi kecelakaan. Kalau muncul, akan berteriak-teriak sampai orang takut:
"Tolooonggg..., toloooongggg......" Tak ada wujudnya sama sekali.

Tuyul
Adalah setan yang berwujud anak kecil tapi beraut muka tua dan bibirnya sumbing. Tuyul
adalah setan untuk pesugihan, yang membuat pemeliharanya kaya. Untuk menangkal tuyul,
ada beberapa mitos. Ada yg memakai kepiting diikat disudut rumah, untuk mengalihkan
perhatian tuyul sehingga tidak jadi mencuri. Ada yg memasang tai ayam ditaruh didalam
tempurung dgn lombok merah ditancapkan diatasnya, lalu diletakkan di depan rumah. Ini
adalah penolak tuyul.

Buto Ijo
Adalah setan jenis raksasa yg sangat ganas. Biasanya dipelihara untuk pesugihan juga.
Pesugihan Buto Ijo memakai tumbal nyawa, biasanya si pemelihara memberi makanan ke
orang lain. Makanan itu sudah diberi mantera, sehingga yang memakannya akan menjadi
tumbal bagi Buto Ijo. Caranya memang sangat halus. Tapi orang yg memelihara pesugihan
Buto Ijo bisa dikenali: orangnya pasti pelit minta ampun, menutup diri dari masyarakat,
tak punya wajah ramah, dan pasti ada anggota keluarganya yang sakit keras/lumpuh di dalam
rumah tapi sulit mati. Hati-hati, jangan sampai menerima pemberian apapun dari orang yg
seperti itu. Pasti ada niat buruknya.
Continue Reading...

Tuesday, 29 March 2016

Penganan khas Cirebon

Bubur Sop:

Bubur berisi irisan kol, daun bawang, kedele goreng, seledri yang dituangi kuah sop dan ditaburi suwiran ayam serta kerupuk. Sepintas sih makanan ini merupakan kombinasi dari bubur ayam dan Sayur Sop Cuma warnanya bening. Disajikan panas-panas dan biasanya bubur sop ini hanya dijual pada malam hari…

Sega Jamblang:
Sega Jamblang adalah berupa nasi campur lauk pauk. Disajikan di daun jati 2-3 lapis…enak jeh. Trus dengan lauk pauk bermacam-macam, seperti paru, daging, tempe, tahu, cumi, dll serta sambal khas cirebon. Para pedagangnya sangat khas sebab menggunakan meja rendah yang menggelar berbagai macam makanan dan dikelilingi oleh bangku panjang untuk duduk pembeli. Cara penyajiannya, si penjual menyodorkan nasi yang dibungkus daun jati kemudian pembeli mengambil sendiri lauk pauk yang ingin dimakannya. Bayarnya harus mengandalkan kejujuran para pembelinya karena pembeli menyebutkan apa saja yang dimakan.... Para penjual nasi jamblang cukup tersebar di kota Cirebon selain itu mereka buka 24 jam. Kawasan Gunung Sari merupakan daerah yang cukup banyak populasi penjual nasi Jamblang ini, penjual nya berderet di depan Grage Mall. Penjual Nasi Jamblang yang terkenal di Cirebon adalah Nasi Jamblang Mang Dul yang berlokasi di Gunung Sari (sebelah BCA)

Mie Koclok:
Kenapa sih disebut mie koclok karena sebelum d sajikan, mienya di rendam dulu di air panas pake tangkai saringan, setelah beberapa menit trus di angkat dan di koclok-koclok supaya airnya jatuh. Aja klalen kalau sudah sampe cerbon ....gw selalu mampir ke Lawanggada..., disana ada Kedai namanya "Mie koclok LawangGada". Mie koclock ini terdiri dari mie kuning yang disajikan dengan toge, kol, suwiran daging ayam, telor lalu disiram dengan kuah santan. Disajikan pas lagi panas sebab tidak enak kalau udah dingin. Selain di jalan Lawanggada ada juga tuh yg di perempatan Winaon dulu nya toko buku Kainama, tapi ada sumber yg bisa dipercaya katanya di daerah Panjunan

Nasi Lengko:
Nasi Lengko gampang aja kok bikinnya...isinya cuma terdiri dari bahan makanan yg sederhana seperti nasi putih, tahu, tempe, mentimun, toge (tokol base cerbone) dan daun kucai (ngerti kucai beli!). Kemudian ditaburi bawang goreng serta disiram bumbu kacang dan kecap. Enak kalo makannya ditemani krupuk aci putih…!Tukang jual Sega Lengko cukup tersebar di sekeliling kota Cerbon sebab makanan ini cukup sederhana juga terjangkau bagi masyarakat. Penjual Sega Lengko yang lumayan laris dan ramai pembeli adanya di Jl. Pagongan. Sempet nanya yg punya namanya pak H. Barno (kalau pak Bardi walikota). Katanya sudah 11 tahun jualan disana.

Docang:
Isinya bongko (Lontong maksudnya) di campur daun singkong, toge, kelapa parudan di tambah kerupuk. terus dimakan dengan kuah yg katanya terbuat dari bumbu oncom atau dage’ untuk sebutan orang Cirebon yg udah diinepin semalem. Makanan ini cuma beda jenis aja dengan lontong sayur tapi kuah 'dagenya yang digunakan membuat khas rasa tersendiri. Kalau mau cari makanan ini yg enak sih gw belum tahu dimana, katanya di daerah Tengah tani, ada yg bilang di pasar esuk.

Sate Kalong:
Sate Kalong ini adalah layaknya sate bakar biasa yg terbuat dari daging kerbau. Penyajiannya daging kerbau nya sudah di olah dengan bumbu dan di tusuk dengan sujen dan berbentuk kota panjang. Ada dua macam rasa, yaitu manis dan asin. Penjualnya biasanya bapak2 yg sudah sepuh karena selain semakin susah juga sudah kalah kali sama makanan fastfood yg sekarang semakin banyak di mall2 disana. Dulu sewaktu gw kecil mereka ini masih berkeliling di rumah2 dengan cara dipikul dan selalu membawa genta (krincingan), Genta ini adalah jenis yg selalu di pasang di leher kerbau..Menjualnya pun selalu malam hari hingga larut ...sehingga sate ini di sebut sate kalong....

Tahu Gejrot:
Tahu gejrot adalah salah satu makanan khas cirebon berupa tahu kecil-kecil sejenis tahu sumedang tapi dalamnya kosong dan rasanya gurih. Penyajiannya selalu di taroh di cawan yg terbuat dari tanah liat..bumbunya campuran dari bawang merah, cabe rawit dan kecap manis diaduk rata...selanjutnya di siramkan ke tahu nya tadi. Penjual nya dulu selalu berkeliling ke rumah-rumah. Ada bapak2 yg selalu bawa pikulan atau ibu2 yg selalu berkeliling dengan tampah yg selalu di taroh di atas kepalanya dengan nenteng ketel yg berisi air minum...Sekarang penjual yg keliling ini semakin susah di cari...yg ada penjual permanen di mall2 atau di pusat jajanan lokal...

Empal Gentong:
Empal Gentong adalah makanan khas masyarakat kota Cirebon. Makanan ini mirip dengan gulai (gule) dan dimasak menggunakan kayu bakar (pohon asem) yg dimasukan ke dalam anglo (kompor tanah liat) di dalam gentong (priuk tanah liat). Daging yang digunakan adalah daging sapi, jeroan yang terdiri dari babat, usus, paru, dan limpa yang direbus dalam kuah santan yang berbumbu special ditaburi daun kucai dipadu dengan rasa khas sambel bubuk dan krupuk rambak. Bisa di santap dengan lontong dan nasi.
Ada yg bilang kalau empal gentong ini berasal dari Desa Embat-embat dekat plered. Empal gentong cirebon yg terkenal adalah "Mang Dharma" yg berlokasi di jalan Slamet Riyadi krucuk.
Continue Reading...

Saturday, 19 March 2016

Bahayanya Sifat kikir dan keutamaan sedekah

Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Siti Aisyah RA bercerita, pada suatu ketika datanglah seorang perempuan kepada Rasulullah SAW sedangkan tangan kanan perempuan itu dalam keadaan melepuh. Perempuan itu berkata: “Wahai Rasulullah, mohonkanlah doa kepada Allah agar tanganku ini bisa sembuh seperti sedia kala”. Rasulullah SAW bertanya: “Apa yang menyebabkan tanganmu melepuh seperti itu?”.
Perempuan itu menjawab: “Wahai Rasulullah, pada suatu malam aku bermimpi seolah-olah kiamat telah terjadi dan neraka jahim telah dinyalakan. Dan di jurang neraka itu aku melihat ibuku memegang sepotong lemak di tangan kanan dan sebuah kain kecil di tangan kiri. Hanya kain kecil dan lemak itulah yang menjaga ibuku dari terjangan api neraka”.
“Wahai Rasulullah, melihat keadaan ibuku aku menjadi iba kemudian aku bertanya kepadanya, “Wahai ibu, kenapa engkau di sini? bukankah engkau seorang ahli ibadah dan selalu taat pada suami?”. Ibuku menjawab, “Benar wahai anakku, aku dulu memang ahli ibadah dan selalu taat pada suami.. tapi sebenarnyalah aku seorang yang kikir waktu hidup di dunia. Dan tempat ini adalah tempat golongan orang2 yang kikir.” Kemudian aku bertanya, “Kalau kain kecil dan lemak yang ada di tanganmu itu apa ibu?” Ibuku menjawab, “Hanya inilah temanku di sini anakku, lemak dan kain kecil inilah yang pernah aku shadaqahkan selama hidupku di dunia. Dan kedua benda ini yang melindungiku dari terjangan api neraka.” Kemudian aku bertanya, “Ayah di mana ibu? mengapa dia tidak menolong ibu?” Ibuku menjawab, “Ayahmu bersama dengan orang2 yang dermawan, anakku..”
“Wahai Rasulullah, kemudian akupun mendatangi ayahku yang pada saat itu sedang menuang air di telagamu.., dan aku berkata kepada ayahku, “Wahai ayahku, ibuku saat ini sedang menderita dan ayah tahu bahwa ibu rajin beribadah dan selalu taat pada ayah, berikanlah seteguk air dari telaga ini untuk ibu..” Ayahku menjawab, “Wahai anakku, air telaga ini haram bagi orang2 yang kikir seperti ibumu..”
“Wahai Rasulullah, karna belas kasihanku kepada ibuku maka akupun nekat mengambilkan segelas air dari telagamu itu untuk kuberikan kepada ibuku. Akan tetapi pada saat kuberikan air itu kepada ibuku, tiba2 terdengarlah olehku suara tanpa rupa, “Semoga Allah melepuhkan tanganmu.” Kemudian akupun terbangun dan aku melihat tangan kananku ini melepuh, wahai Rasulullah..”
Rasulullah bersabda, “Begitu bahayanya sifat kikir ibumu itu..” Kemudian Beliau pun berdoa kapada Allah, maka sembuhlah tangan perempuan itu.
Demikianlah kisah tentang bahayanya sifat kikir dan keutamaan shadaqah. Semoga kita dapat memetik manfaatnya.
J. Mu’tashim Billah – Mustofa Hasyim
Balas ke: Balas ke Mustofa Gholayin
Continue Reading...

Friday, 18 March 2016

album kegiatan


kegiatan rutinitas yang biasa dilakukan diponpes darul hijroh baik putra dan putri





















Continue Reading...

Thursday, 17 March 2016

pendiri



KH. Khawi bin KH. Anwar (pendiri pondok)
lahir 1917 dan wafat 1980
Continue Reading...
NU ya MARHABANAN 





bersama H. dun

Continue Reading...

Kyai Ahmad Tidjani Umar Anas

Kyai Ahmad Tidjani Umar Anas

Buntet Pesantren dengan umurnya yang sudah mencapai beberapa generasi membuatnya telah mencetak para ulama ‘alim, salah satunya adalah Kyai Anas yang tak lain merupakan adik kandung dari Kyai Abbas, sesepuh Buntet Pesantren saat itu (Sesepuh Buntet Pesantren yang ke 4). Beliau bersama Kyai-Kyai yang lain yang masih kerabatnya bahu membahu membantu sesepuh Buntet Pesantren dalam mengembangkan Pesantren yang didirikan oleh Mbah Muqoyyim ini.

Bapa Ahmad Zaeni Hasan, Ayah dari Bapak Helmi Faisal Zaeni (Mentri Pemberdayaan Daerah Tertinggal) dalam buku “Perlawanan dari Tanah Pengasingan Kyai Abbas, Pesantren Buntet dan Bela Negara (Jakarta: eLSAS, 2000) menganalogikan waktu itu “sinar” Kyai Abbas benar-benar terang sehingga Kyai-Kyai yang lain tampak kurang/tidak bersinar. Lebih lanjut Bapa Zaeni Hasan menyebutkan bahwa salah satu Kyai yang sebenarnya “bersinar terang” adalah Kyai Anas. Kyai Anas dikenal begitu tawadlu, beliau lebih memilih menjadi “orang di balik layar” kesuksesan Buntet Pesantren dibanding menjadi yang tampil di muka. Bahkan akhirnya beliau lebih memilih uzlah, menyingkir dari Buntet Pesantren dan mendirikan Pesantren Sidamulya di daerah yang berbatasan dengan Buntet Pesantren,

Permalink gambar yang terpasang
Kyai Ahmad Tidjani beserta istri saat ziarah di Panjalu,
beberapa hari sebelum beliau wafat
Sifat-sifat Kyai Anas yang ‘alim dan tawadlu ternyata menurun ke anak cucunya, salah satunya adalah Kyai Ahmad Tidjani bin Kyai Umar bin Kyai Anas, yang satu pekan kemarin dipundut Allah SWT.
Jasa-jasa Kyai Ahmad Tidjani untuk Buntet Pesantren sudah tidak terhitung, beliau menjadi pengasuh Pondok Darul Hijroh, beliau juga menjadi pengurus YLPI Buntet Pesantren selama beberapa periode dan salah satu yang dapat dengan jelas terlihat adalah Gedung MTs NU Putra 1 Buntet Pesantren yang sekarang berdiri megah, beliaulah salah satu orang yang begitu gedubugan demi terwujudnya renovasi gedung sekolah yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan saat itu.

Sewaktu Buntet Pesantren dipimpin oleh Kyai Dulah, beliaulah salah satu “tangan kanan” Kyai Dulah. Sifat Kyai Ahmad yang jujur dan ikhlas membuat Kyai Dulah begitu mempercayakan banyak hal dan urusan kepada Kyai Ahmad Tidjani. Sifatnya yang benar-benar tawadlu dan tidak mau “tampil” mungkin membuat banyak orang kurang faham dengan peran beliau yang sangat vital untuk Buntet Pesantren.

Setiap ada acara besar atau tamu besar yang datang, hampir bisa dipastikan Kyai Ahmad tidak ada di tengah-tengah acara tersebut atau turut menemui tamu tersebut. Kalaupun datang, mungkin beliau sengaja kari-karian agar tidak “tersorot” oleh khalayak.

Suatu kali, Buntet Pesantren kedatangan Hamzah Haz dan saat itu diantara yang nuai Pengurus Yayasan adalah Kang Soleh Suaedi Busyrol Karim (Kang Ale) dan Kyai Ahmad Tidjani. Karena itu, Kang Ale yang faham dengan sifat Kyai Ahmad -yang tidak mau tampil- berinisiatif ngampiri Kyai Ahmad Tidjani. Berbagai argumen dikeluarkan oleh Kang Ale untuk membujuk Kyai Ahmad agar berkenan turut serta menyambut kedatangan Hamzah Haz, dan berbagai alasan pula yang diungkapkan Kyai Ahmad agar Kang Ale pergi duluan (pergi tanpa bersamanya).

 “Kulae dereng siram, dereng siap-siap”. Ujar Kyai Ahmad sebagai salah satu alasan agar beliau tidak perlu ikut dengan Kang Ale.

Ketika Kyai Nahdudin, sesepuh Buntet Pesantren yang sekarang rawuh di Buntet, beliau enggan untuk singgah di ndalemnya yang lama karena ndalem tersebut begitu dekat dengan ndalem Kyai Nahdudin. Sekali lagi, beliau tidak ingin “tampil” di sekitar pamannya (Kyai Nahdudin) saat banyak tamu mengunjungi Kyai Nahdudin.

Yang masih terkini, beberapa saat sebelum diadakan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Cirebon, salah satu bakal calon datang ke ndalem Kyai Ahmad. Seperti biasa, bakal calon tersebut showan, minta petunjuk, restu, dan (mungkin juga) dukungan. Namun dari sejak bakal calon tersebut datang sampai bakal calon tersebut mau pamit, Kyai Ahmad tidak berkenan menemui tamu tersebut dan lebih memilih diam di kamarnya.

Semua kehilangannya
Kepergian Kyai Ahmad menghadap Sang Kholiq membuat begitu banyak kalangan kehilangannya. Beliau dikenal begitu ngladeni terhadap santri dan jamaahnya. Saat isyhad jenazah Nyai Ghumaeshoh (satu hari setelah Jenazah Kyai Ahmad dikebumikan), Kyai Hasanudin Kriyani menuturkan bahwa Kyai Ahmad kapanpun dan kemanapun beliau selalu memenuhi permintaan siapapun orang/jamaah yang minta dipimpin ziarah oleh beliau. Beberapa hari sebelum wafat, beliau memimpin rombongan ibu-ibu yang rutin mengikuti pengajiannya ke Panjalu dan Pamijahan. Bahkan Hanya beberapa jam, belum sampai satu hari (24 jam) setibanya dari ziarah Panjalu-Pamijahan, beliau berziarah ke daerah Sumber.

Beliau juga dikenal begitu menjaga ukhuwah dan silaturrahim baik kepada keluarga, rekan-rekan guru, bahkan para santri dan/atau alumninya kerap beliau kunjungi. Beberapa hari sebelum berangkat ziarah ke Panjalu dan Pamijahan, beliau masih menyempatkan diri ke Tegal untuk menemui para alumninya. Kalaupun tidak sanggup bertatap muka secara langsung, beliau pasti akan menghubunginya lewat telpon.

“Ya syukur ari sehat sih, nyongan jeh beli pernah kedeleng, dadi ya biasa bae “wong tua” sih kelangan”. Ucap Kyai Ahmad kepada salah satu rekan guru -yang menceritakan kepada kami- yang ditelponnya. Beliau menganggap dirinya adalah orang tua yang punya tanggung jawab terhadap orang-orang di sekitarnya.

Para santrinya yang sudah tidak mondok (alumni) juga rutin dihubungi oleh beliau. Beliau menanyakan kualitas, kuantitas, dan intensitas ibadah santri-santrinya.
“Priben sholat bengie? Masih rutin kan? Dongana bapa keding”
“Lamon bisa dirutinna puasa sunnah, apa senen-kemis, apa Nabi Daud.”
Hal-hal di atas, diantara yang diucapkan Kyai Ahmad saat menelpon santrinya, seperti yang dituturkan oleh salah satu alumni santri Darul Hijroh II (Al Arifah)
Kepada keluarga, beliau begitu ngaku dan menjaga ikatan silaturrahim. Menurut Ust. Syauqi (Kang Ugi), sejak Ibunya yaitu Nyai Maesoh jatuh sakit, Kyai Ahmad rutin menjenguk dan mendoakan beliau. Bahkan sampai malam jum’at seminggu yang lalu, atau satu malam sebelum Kyai Ahmad kembali ke sisi Allah, Kyai Ahmad masih menyempatkan diri melakukan rutinitas malam jumatnya. Padahal kamis dini hari, beliau baru sampai dari ziarah Pamijahan-Panjalu, dan hari kamis itu, beliau juga ada agenda ziarah ke Sumber.
Kegiatan pembacaan Manaqib At-tijani yang di pelopori oleh KH. Abdullah Toha (Pengasuh PonPes Raudlatul 'Ulum) dan KH. Ahmad Tidjani yang dilaksanakan di Pondok PonPes Raudlatul 'Ulum, Terisi Indramayu yang rutin dilaksanakan stiap bulan -malam jum'at minggu terakhir- dan di pelopori oleh KH. Abdullah Toha (Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul 'Ulum) dan KH. Ahmad Tidjani Umar Anas.
Thoriqot tijani berkembang di Indonesia,salah satunya di Buntet dan dirintis oleh Kakek K. Ahmad :K. Anas
Rasa tanggung jawabnya terhadap tugas dan jamaahnya membuat beliau terus beramal baik sampai akhir umurnya. Dengan aktifitas yang begitu padat (Tegal, Pamijahan-Panjalu, Ziarah ke Sumber, Menjenguk Nyai Maesoh), Jum’at pagi beliau masih memenuhi tanggung jawabnya sebagai guru di salah satu sekolah, beliau mengajar murid-muridnya meskipun tidak “penuh”. Kepada murid-muridnya, beliau merasakan kurang enak badan, kemudian beliau pamit, semua muridnya pun menyalaminya saat itu. Dengan badan yang tidak fit, beliau masih memenuhi kewajibannya menjalankan sholat Jum’at. Selepas sholat Jum’at, beliau dibawa ke Rumah Sakit Ciremai dan langsung masuk ruang ICU hingga wafat di sana. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rooji’un.

Nasihat-nasihat Kyai Ahmad Tidjani
Selain memiliki sifat yang mirip dengan kakeknya, banyak kerabat dan kolega yang mengatakan bahwa beliau memiliki sifat mirip pamannya, Kyai Abdullah Abbas yang sangat irit bicara, karena itu perkataan-perkataan yang keluar dari lisannya hampir semuanya adalah kebaikan baik ilmu, nasihat, motivasi, dan sebagainya. Bahkan menurut Pa Ubed (salah satu teman seperjuangannya) guyonan yang sesekali keluar juga gaya guyonnya sangat mirip dengan gaya guyonnya Kyai Abdullah Abbas.
Berikut, kami cantumkan beberapa nasihat-nasihat beliau yang kami dapat dari anaknya, Ust. Nemi Mu’tashim Billah. Dari beberapa nasihat ini, kita juga dapat melihat sedikit sosok Kyai Ahmad Tidjani Umar Anas.
1.      “Nggak perlu gila jabatan. karena jabatan itu sifatnya sementara”.

2.      “Nggak perlu kirim-kirim Proposal. Proposal utama yg perlu diajukan adalah proposal ke Allah SWT”.

3.      “Iqra' tidak hanya membaca buku tapi juga membaca diri”.

4.      “Memelihara silaturrahim jauh lebih susah daripada membangunnya”.

5.      “Bapa tidak membutuhkan sertifikasi Guru. Bapa lebih membutuhkan Sertifikasi Allah SWT”.

6.      “Apa yg benar menurut kita, belum tentu benar menurut orang lain”.

7.      “Orang-orang itu berhak utk memeluk Agamanya sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing”.

8.      “Biarlah mereka meyakini surga menurut versi mereka sendiri. Kita tidak boleh memaksakan kehendak soal keyakinan masing2”.

9.      “Apa yg terjadi pada diri kita itu adalah karena perilaku kita sendiri”.

10.   “Orang itu tidak semua senang (ke kita) tidak semua benci (ke kita”.

11.   “Ciri-ciri ikhlas itu adalah ketika kita bisa tersenyum kepada orang yg kita benci”.

12.   "Janganlah menjadi seperti lilin yg bisa memberi manfaat kepada lainnya tapi tidak bisa bermanfaat untuk diri sendiri".

13.   "Kebaikan jangan diucapkan tapi cukup untuk di dalam hati saja".

14.   “Hati adalah singgasana yg diperebutkan oleh ilham Allah dan ilham setan”.

15.    “Tapi jika hati dikuasai ilham setan maka niscaya orang menjadi fasiq”.

16.   “Ingin agar doa itu di kabul Allah... 1. Jangan su'udzon kepada Allah 2. Jangan suka berbohong”.

17.   “Bersyukur itu ada 2 1. Bersyukur qouliyah dan bersyukur fi'liyah”.


sumber asal: http://www.buntetpesantren.org/2013/12/kyai-ahmad-tidjani-umar-anas.html
Continue Reading...
Pondok darul hijroh buntet pesantren cirebon